Target sustainable development diharuskan mencapai tiga aspek secara bersamaan yaitu aspek lingkungan, ekonomi dan sosial. Pada dunia konstruksi juga berlaku demikian, seperti adanya konsep konstruksi ramah lingkungan (green construction). Green construction merupakan konsep dengan tujuan menciptakan tahap perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pemakaian produk atau material berkelanjutan. Penelitian sebelumnya yaitu dengan menggunakan Green Construction Site Index (GCSI) sebagai alat ukur terpenuhinya tujuan dari konsep green construction, berisikan indikator penilaian suatu konstruksi bangunan dari berbagai aspek, yang dipresentasikan dengan 3 (tiga) parameter yaitu efisiensi dimaknai sebagai kondisi dimana terjadinya minimalisasi limbah dan konstruksi ramah lingkungan berkelanjutan terintegrasi, kedua yaitu produktifitas mencerminkan pencapaian kinerja baik dari segi efisiensi maupun kesadaran yang diukur melalui kinerja suatu elemen yang disebut dengan Manajemen Penanganan Material yang memiliki lima faktor utama yang berfungsi untuk menilai praktek yang ada di lapangan suatu proyek konstruksi, parameter ke tiga yaitu kesadaran semua jenjang dalam struktur proyek, yaitu di level pengambil kebijakan (policy), pengatur alur kerja (procedure) dan pelaksana di lapangan (practice), parameter kesadaran dalam GCSI didefinisikan sebagai tanggung jawab setiap tingkat dalam struktur proyek untuk meningkatkan performa kinerja lingkungan di lokasi proyek konstruksi (Construction Site Performance) dan mengembangkan manajemen limbah konstruksi (Construction Waste Management). Hasil penilaian dan analisis data dari GCSI (Green Construction Site Index) penilaian kinerja secara proporsional menunjukkan indeks efisiensi proyek pembangunan gedung menara USM dengan nilai rerata indeks diperoleh 3.83 (unggul), indeks produktivitas 4.66 (unggul) sedangkan indeks kinerja pembangunan menara USM  menunjukkan angka 4.4 (unggul).